BEHEL VS ALIGNER: MANAKAH PILIHAN YANG LEBIH BAIK?

BEHEL VS ALIGNER: MANAKAH PILIHAN YANG LEBIH BAIK?

YUK KENALAN DENGAN BEHEL & ALIGNER !

Senyum yang indah dan gigi yang rapi menjadi aset berharga yang tak ternilai. Keinginan untuk memiliki gigi yang teratur telah mendorong perkembangan berbagai metode perawatan ortodontik. Dua di antara yang paling populer adalah aligner dan behel. Baik aligner maupun behel memiliki tujuan utama yang sama, yaitu merapikan gigi. Keduanya bekerja dengan memberikan tekanan pada gigi untuk memindahkannya ke posisi yang diinginkan. Selama bertahun-tahun, berbagai jenis perangkat ortodontik telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pasien yang berbeda.
Pendekatan konvensional untuk mengatasi susunan gigi yang tidak sejajar adalah dengan menggunakan behel. Beberapa jenis behel yang dapat menjadi pilihan, di antaranya: logam (metal), keramik, self-ligating, dan lingual. 

  • Behel logam (metal) adalah jenis yang paling umum, yang terdiri dari bracket berbahan logam dan kawat. Behel ini dikenal karena keefektifannya dalam menangani berbagai masalah gigi, meskipun beberapa pasien mungkin menganggapnya kurang menyenangkan secara estetika.
  • Behel keramik berfungsi seperti behel logam, tetapi menggunakan bracket bening (sewarna dengan gigi) berbahan dasar keramik, sehingga tidak terlalu mencolok. Behel keramik adalah pilihan yang populer bagi mereka yang mencari pilihan yang lebih estetis, meskipun bisa lebih rapuh daripada behel logam.
  • Behel self-ligating menggunakan bracket dengan klip khusus (tanpa karet) untuk menahan kawat pada tempatnya. Bentuknya yang unik memberikan mobilitas dan tegangan yang diperlukan secara bersamaan.
  • Behel lingual mirip dengan behel logam tetapi ditempatkan di bagian dalam gigi, sehingga tidak terlalu terlihat. Behel ini menawarkan keuntungan kosmetik tetapi bisa lebih menantang untuk dibersihkan dan disesuaikan.

Aligner, yang diperkenalkan oleh perusahaan seperti Invisalign, menjadi lebih populer selama beberapa tahun terakhir. Aligner merupakan tray yang dapat dilepas pasang, terbuat dari bahan transparan, seperti polikarbonat kelas medis (Shah et al., 2023). Aligner menjadi solusi ortodontik modern yang dirancang untuk memindahkan gigi ke posisi yang diinginkan dengan menggunakan perangkat transparan yang dibuat khusus (custom-made).

MEKANISME KERJA BEHEL VS ALIGNER

Perawatan ortodontik, seperti behel dan aligner, menggunakan prinsip tekanan dan kekuatan untuk menggeser gigi secara bertahap ke posisi yang diinginkan. Behel gigi tradisional terdiri sistem bracket dan kawat. Bracket ditempelkan pada setiap gigi dan dihubungkan dengan kawat, yang disesuaikan secara berkala oleh seorang ortodontis. Penyesuaian ini memberikan tekanan terus menerus pada gigi, mendorongnya untuk bergerak perlahan-lahan dari waktu ke waktu. Gaya yang diberikan oleh kawat didistribusikan melalui , sehingga memungkinkan kontrol yang tepat terhadap arah dan besarnya pergerakan gigi. Metode ini efektif untuk berbagai macam koreksi gigi, termasuk maloklusi yang kompleks (Almogbel et al., 2024).

Sebaliknya, aligner menggunakan serangkaian cetakan (tray) yang dibuat khusus dan dapat dilepas yang pas di atas gigi. Cetakan ini dirancang untuk memberikan tekanan yang lembut dan konsisten pada gigi tertentu, yang secara bertahap memandu gigi agar sejajar. Setiap set aligner dipakai untuk jangka waktu tertentu, biasanya satu hingga dua minggu, sebelum diganti dengan set berikutnya dalam rangkaian yang telah direncanakan. Pendekatan bertahap ini memungkinkan pergerakan gigi yang terkontrol tanpa memerlukan bracket atau kawat gigi. Perlekatan aligner, berupa tonjolan kecil yang melekat pada gigi, dapat meningkatkan efektivitas aligner dengan memberikan cengkeraman tambahan dan memfasilitasi gerakan yang kompleks (Nucera et al., 2022). Baik behel maupun aligner bergantung pada penerapan gaya yang strategis untuk mencapai tujuan ortodontik, tetapi keduanya berbeda dalam pendekatan dan bahan yang digunakan untuk memberikan gaya ini. 

DURASI DAN PROSES PERAWATAN BEHEL VS ALIGNER

Durasi perawatan untuk behel dan aligner bisa sangat bervariasi berdasarkan beberapa faktor, termasuk kompleksitas kasus. Behel tradisional biasanya membutuhkan durasi perawatan yang lebih lama dibandingkan dengan aligner. Penelitian oleh Aref et al. (2024), menunjukkan bahwa behel tradisional membutuhkan waktu perawatan yang lebih lama, rata-rata sekitar 24 bulan, dibandingkan dengan aligner seperti Invisalign, yang memiliki waktu perawatan rata-rata lebih pendek, yaitu sekitar 18 bulan. Namun, penelitian lain oleh Lin et al. (2022), melaporkan bahwa pasien dengan maloklusi sederhana dapat mengalami waktu perawatan sekitar 4,8 bulan lebih lama dengan aligner dibandingkan dengan kawat gigi tradisional. Kompleksitas kasus, seperti tingkat maloklusi dan kebutuhan akan rotasi gigi atau kontrol torsi, dapat mempengaruhi lama perawatan. Aligner mungkin tidak seefektif behel tradisional dalam menghasilkan kontak oklusal yang memadai dan mengontrol torsi gigi, yang dapat memperpanjang waktu perawatan pada kasus-kasus yang lebih kompleks (Ke et al., 2019).

Proses untuk kedua perawatan ini dimulai dengan konsultasi awal di mana ortodontis menilai kondisi gigi dan mulut pasien, serta mendiskusikan pilihan dan perencanaan perawatan. Aplikasi behel dimulai dengan pemasangan bracket secara fisik pada setiap gigi. Kawat lengkung dikaitkan melalui bracket ini dan ditahan dengan karet elastis. Kawat lengkung memberikan kekuatan yang terus menerus dan lunak pada gigi, memandu mereka ke dalam posisi yang benar dari waktu ke waktu. Secara berkala, kawat lengkung disesuaikan oleh ortodontis untuk mempertahankan tingkat kekuatan yang tepat untuk menggerakkan gigi. Penyesuaian ini sangat penting untuk reposisi gigi secara bertahap dan biasanya dilakukan setiap beberapa minggu (Lu et al., 2022).

Aligner, di sisi lain, dibentuk secara thermoforming pada cetakan gigi, dan oleh karena itu, mendapatkan model gigi yang tepat menjadi sangat penting. Cetakan atau pemindaian diambil untuk membuat serangkaian tray sesuai dengan kebutuhan yang secara bertahap memindahkan gigi ke posisi yang diinginkan. Pasien akan mengganti set aligner awal dengan set yang baru secara berkala dalam kurun waktu tertentu. Setiap set aligner akan sedikit berbeda, dengan perubahan kecil yang akan menggerakkan gigi secara bertahap (Yu et al., 2022).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN

  • Kondisi Gigi dan Mulut: Tingkat kerumitan masalah gigi sangat mempengaruhi pemilihan antara aligner dan behel. Behel tradisional lebih efektif untuk kasus maloklusi berat yang membutuhkan pergerakan gigi besar, seperti gigi tumpang tindih yang ekstrem atau posisi gigi yang sangat tidak rata. Behel memiliki keunggulan dalam menangani masalah gigi yang memerlukan koreksi besar karena kekuatan yang lebih konsisten dan fleksibilitas dalam mengubah posisi gigi secara bertahap (Aref et al., 2024). Sebaliknya, aligner lebih cocok untuk masalah gigi ringan hingga sedang, seperti gigi depan yang sedikit terpesong atau gigi yang tidak sejajar. Aligner memiliki keterbatasan dalam menangani pergeseran besar pada gigi karena desainnya yang kurang optimal dalam hal daya geser dan kontrol gerakan gigi dibandingkan behel (Ke et al., 2019). Hasil pada Gambar 1 menunjukkan bahwa individu yang menggunakan Invisalign atau clear aligner memerlukan waktu yang jauh relatif singkat untuk menyelesaikan perawatan mereka dibandingkan dengan mereka yang menggunakan behel tradisional. Secara lebih spesifik, rata-rata waktu perawatan dengan behel tradisional adalah 24 bulan, sedangkan dengan Invisalign hanya 18 bulan. Perbedaan ini memiliki signifikansi statistik (P < 0,001), yang menunjukkan bahwa Invisalign berpotensi memberikan terapi ortodontik lebih cepat dibandingkan behel tradisional, namun tetap bergantung pada kondisi gigi dan mulut pasien (Aref et al., 2024). Meskipun lebih cepat secara visual, aligner mungkin tidak seefisien behel dalam menghasilkan hasil optimal untuk jangka panjang (Ke et al., 2019). Selain tingkat kerumitan masalah gigi, kesehatan gusi dan mulut juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih jenis perawatan ortodontik. Pada pasien dengan masalah kesehatan gusi seperti periodontitis atau gingivitis, penggunaan behel dapat menjadi hambatan karena pemasangan permanennya menyulitkan pembersihan gigi secara optimal, yang dapat meningkatkan risiko peradangan gusi. Dalam situasi ini, aligner cenderung disarankan karena dapat dilepas, memungkinkan pasien menjaga kebersihan mulut dengan lebih mudah. Meskipun aligner lebih mudah dibersihkan, efektivitas perawatan ortodontik tetap harus dievaluasi berdasarkan tingkat keparahan masalah gigi dan mulut. Pada beberapa kasus, pemakaian behel tetap lebih direkomendasikan untuk mencapai hasil yang optimal (Addi et al., 2023).

Gambar 1. Perbandingan Lamanya Perawatan Kawat Gigi Tradisional dan Invisalign

  • Gaya Hidup: Aktivitas sehari-hari yang padat dapat mempengaruhi kenyamanan dalam memilih antara behel dan aligner. Behel yang terpasang secara permanen, mungkin cenderung mengganggu bagi seseorang dengan rutinitas yang sangat sibuk karena memerlukan kunjungan rutin ke ortodontis dan perawatan yang lebih intensif dalam menjaga kebersihan. Sebaliknya, aligner yang dapat dilepas memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengatur waktu makan dan merawat kebersihan mulut dengan lebih fleksibel. Aligner juga mendukung kesehatan periodontal yang baik, penampilan yang lebih estetik, serta kenyamanan saat mengunyah. Namun, penggunaan aligner memerlukan disiplin dan komitmen untuk memakainya sesuai durasi yang dianjurkan setiap hari. Jika seseorang cenderung lupa atau sering kehilangan aligner, behel mungkin menjadi pilihan yang lebih tepat karena sifatnya yang tetap terpasang dan membutuhkan perawatan yang lebih sederhana (Shah, 2023). Faktor estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih antara behel dan aligner. Behel tradisional, meskipun efektif untuk menangani masalah gigi yang kompleks, dapat menurunkan rasa percaya diri karena terlihat jelas di mulut, yang menjadi hambatan bagi individu yang sangat peduli dengan penampilan. Sebaliknya, aligner yang hampir transparan menjadi pilihan utama bagi mereka yang lebih memperhatikan estetika selama perawatan. Remaja dan dewasa muda cenderung memilih aligner karena keunggulannya dalam hal estetika dan kenyamanannya saat berbicara dan tersenyum tanpa gangguan (Borda et al., 2020).  
  • Anggaran: Faktor biaya menjadi salah satu pertimbangan penting dalam memilih perawatan ortodontik. Secara umum, biaya perawatan menggunakan aligner lebih tinggi dibandingkan dengan behel, terutama karena proses pembuatan aligner yang kompleks dan menggunakan teknologi percetakan digital. Biaya aligner lebih tinggi karena setiap set aligner dirancang khusus menggunakan teknologi untuk menyesuaikan dengan bentuk gigi pasien (Aref et al., 2024). Sebaliknya, behel tradisional biasanya lebih terjangkau karena proses produksinya yang sederhana dan biaya pemasangan yang relatif rendah. Namun, dalam jangka panjang, biaya perawatan dapat meningkat karena seringnya kunjungan ke ortodontis untuk penyesuaian. Meskipun biaya awal behel relatif rendah, biaya tambahan untuk perawatan jangka panjang dan pemeliharaan gigi setelah behel dilepas bisa menjadi pertimbangan. Sebaliknya, meskipun aligner memerlukan biaya awal yang lebih tinggi, frekuensi kunjungan yang jarang dan pemeliharaan yang praktis dapat mengurangi total biaya perawatan (Borda et al., 2020). Biaya pasti aligner dan kawat gigi akan sangat bervariasi, tergantung dengan tingkat perbaikan struktur gigi, lamanya perawatan, dan pemeriksaan tambahan selama proses perawatan.

LANGKAH STRATEGIS MEMILIH PERAWATAN GIGI YANG TEPAT

I. Perspektif Individu: Pentingnya Konsultasi Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan

Memilih perawatan gigi yang tepat, seperti antara behel dan aligner, dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan individu. Apakah perawatan ini ditujukan untuk memperbaiki estetika, fungsi gigi, atau keduanya, adalah pertimbangan penting. Tingkat keparahan masalah gigi, seperti maloklusi ringan, sedang, atau berat, juga memengaruhi keputusan. Konsultasi dengan dokter gigi spesialis ortodonti menjadi langkah krusial untuk mendapatkan evaluasi klinis yang menyeluruh. Pada tahap ini, individu dapat mendiskusikan kelebihan dan kekurangan behel serta aligner berdasarkan kondisi spesifik gigi mereka. Penelitian oleh Ke et al. (2019), menunjukkan bahwa konsultasi mendalam membantu memilih metode perawatan yang paling efektif sesuai kebutuhan pasien. Penelitian lain oleh Aref et al. (2024), menekankan pentingnya memahami tujuan perawatan untuk mengoptimalkan hasil jangka panjang.

Selain itu, individu juga perlu mempertimbangkan aspek kenyamanan, gaya hidup, dan anggaran biaya. Behel cenderung cocok untuk kasus kompleks, tetapi memerlukan perawatan intensif dan kontrol rutin ke dokter gigi. Sebaliknya, aligner menawarkan kenyamanan lebih besar, estetis, dapat dilepas, dan cocok untuk kasus ringan hingga sedang, meskipun membutuhkan disiplin tinggi untuk memakainya dengan dengan periode 20-22 jam sehari, dan hanya dilepas saat makan atau menyikat gigi (Erwansyah et al., 2021). Aligner juga sering kali lebih mahal dibandingkan behel tradisional, sehingga pasien harus memastikan perawatan ini sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Behel membutuhkan kontrol lebih sering, namun dianggap lebih andal untuk menangani kasus ortodontik yang kompleks. Sebaliknya, aligner menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas yang menjadi faktor utama bagi pasien yang memilih metode ini (Shah, 2023).

II. Perspektif Tenaga Kesehatan: Edukasi Penjelasan Terperinci

Tenaga kesehatan, terutama dokter gigi, memiliki peran penting dalam memberikan edukasi yang komprehensif kepada pasien tentang pilihan perawatan ortodonti sesuai dengan kondisi gigi pasien, baik behel maupun aligner. Informasi yang diberikan harus mencakup prosedur, risiko, dan hasil yang diharapkan dari masing-masing metode. Teknologi simulasi, seperti pencitraan 3D, dapat digunakan untuk memberikan gambaran hasil akhir, sehingga pasien lebih mudah memahami perbedaan antara kedua pilihan tersebut. Edukasi berbasis teknologi meningkatkan pemahaman pasien, terutama dalam menilai hasil perawatan yang realistis berdasarkan kondisi klinis mereka (Addi et al., 2023).

Selain itu, dokter gigi juga harus memberikan panduan pemeliharaan alat ortodonti untuk memastikan keberhasilan perawatan, sehingga penting untuk melakukan kontrol rutin supaya dokter dapat mengetahui sejauh mana alat tersebut bekerja pada gigi pasien. Pasien perlu diberi informasi tentang cara membersihkan behel dan aligner serta pentingnya menjaga kebersihan mulut untuk mencegah komplikasi seperti karies, resesi gingiva, atau ketidaknyamanan pada gusi. Kurangnya edukasi mengenai kebersihan mulut selama perawatan ortodonti dapat meningkatkan risiko komplikasi. Selain itu, pasien harus memahami keterbatasan alat yang dipilih, seperti aligner yang kurang efektif untuk menangani kasus maloklusi berat dibandingkan dengan behel tradisional (Ke et al., 2019).

III. Perspektif  Pemerintah: Standar Keamanan serta Kualitas Pengawasan Produk dan Praktik

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam mengawasi keamanan dan kualitas produk ortodonti seperti behel dan aligner yang beredar di pasaran. Produk-produk ini harus memenuhi standar yang ditetapkan, seperti sertifikasi dari Kementerian Kesehatan atau BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) di Indonesia, untuk memastikan penggunaannya aman bagi masyarakat. Regulasi ketat ini mencakup persyaratan mutu dan keamanan bahan yang digunakan dalam alat ortodonti seperti behel dan aligner, guna mencegah risiko kesehatan akibat produk tidak resmi serta mendukung perawatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berlisensi. Keberhasilan perawatan ortodonti sangat bergantung pada penggunaan alat dan metode yang sesuai dengan standar kualitas. Dengan regulasi yang mendukung distribusi produk resmi dan bersertifikasi, behel dan aligner tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pasien tetapi juga memastikan keberhasilan perawatan ortodonti yang aman dan terpercaya (Hendrawan et al., 2024).

Selain pengawasan produk, pemerintah juga perlu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih perawatan ortodonti yang sesuai dengan standar medis. Kampanye kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi sarana efektif untuk memberikan informasi yang benar, termasuk bahaya penggunaan behel estetika tanpa pengawasan dokter gigi yang kompeten. Selain itu, pemerintah harus memperketat regulasi terhadap praktik non-medis, seperti pemasangan behel atau aligner ilegal oleh pihak yang tidak berlisensi, karena praktik ini dapat membahayakan kesehatan gigi pasien. Praktik pemasangan alat ortodonti ilegal sering kali dilakukan tanpa memperhatikan aspek keamanan dan hasil klinis, sehingga meningkatkan risiko komplikasi serius bagi pasien. Regulasi yang ketat tidak hanya bertujuan untuk melindungi pasien dari risiko kesehatan akibat tindakan ortodonti ilegal, tetapi juga memastikan bahwa perawatan dilakukan sesuai dengan standar medis oleh tenaga kesehatan yang berlisensi. Dengan adanya perlindungan hukum dan edukasi yang memadai, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya memilih layanan ortodonti yang aman, terpercaya, dan sesuai peraturan yang berlaku (Plasenta, 2024).

KESIMPULAN

Membandingkan behel dan aligner, tidak ada pilihan yang lebih unggul secara universal. Pilihan akan sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi individu. Aligner menawarkan keuntungan seperti peningkatan kenyamanan, estetika, dan durasi perawatan yang lebih pendek, tetapi mungkin tidak seefektif behel tradisional dalam mencapai pergerakan gigi dan hasil oklusal tertentu. Di sisi lain, behel sering dianggap sebagai standar emas untuk perawatan ortodontik yang komprehensif karena keefektifannya dalam kasus-kasus yang kompleks. Kedua pilihan perawatan tersebut memiliki dampaknya masing-masing terhadap kesehatan gigi dan mulut, dengan aligner yang secara umum memfasilitasi kebersihan gigi dan mulut yang lebih baik dan kesehatan periodontal. Mengingat perbedaan-perbedaan ini, sangat penting bagi individu untuk berkonsultasi dengan dokter gigi atau ortodontis untuk mendapatkan rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan kondisi gigi dan preferensi gaya hidup yang spesifik. Pada akhirnya, mengambil tindakan proaktif dalam merawat kesehatan mulut seseorang, termasuk pemeriksaan gigi secara teratur dan menjaga kebersihan mulut yang baik, sangat penting untuk mencapai hasil terbaik dalam perawatan ortodontik.

PENULIS

  • Ni Made Mas Indira Patanjali
  • Komang Savitri Prabhaswarajnana Ksatria Utami

DAFTAR PUSTAKA

Abass, A. A., Al Tuma, R. R., & Abidalhussein, H. J. (2022). ORTHODONTICS; TYPES, PROPERTIES, AND THEIR APPLICATIONS. 

Addi, R. A., Benksim, A., & Cherkaoui, M. (2023). The Efficacy and Efficiency of Clear Aligners in Comparison to Traditional Fixed Appliances: A Systematic Review. Biomedical Journal of Scientific & Technical Research. 51. 10.26717/BJSTR.2023.51.008167. http://dx.doi.org/10.26717/BJSTR.2023.51.008167 

Almogbel, A., Alshawy, E., & Alhusainy, A. (2024). Efficacy of clear aligner therapy over conventional fixed appliances in controlling orthodontic movement: A systematic review. Journal of Orthodontic Science, 13. https://doi.org/10.4103/jos.jos_176_23

Aref, S., Ravuri, P., Kubavat, A. K., Sowmya, C., Nallamilli, L. V. S., Bhanawat, N., & Tiwari, R. (2024). Comparative Analysis of Braces and Aligners: Long-Term Orthodontic Outcomes. Journal of pharmacy & bioallied sciences, 16(Suppl 3), S2385–S2387. https://doi.org/10.4103/jpbs.jpbs_268_24

Borda, A. F., Garfinkle, J. S., Covell, D. A., Wang, M., Doyle, L., & Sedgley, C. M. (2020). Outcome assessment of orthodontic clear aligner vs fixed appliance treatment in a teenage population with mild malocclusions. The Angle orthodontist, 90(4), 485–490. https://doi.org/10.2319/122919-844.1 

Dallel, I., Rjili, R., & Abdelkader, F. Roua Tiss, Samir Tobji, Adel Ben Amor (2023). Treatment Outcome and Efficiency of Aligners Compared with Conventional Fixed Appliances: A Systematic Review. Saudi J Med, 8(4): 159-170. SJM_84_159-170.pdf.

Erwansyah, E., Pasiga, B. D., Damayanti, R., & Burhanuddin, M. R. (2021). Aligner Technology in open bite treatment. Makassar Dental Journal, 10(1), 29-35. https://doi.org/10.35856/mdj.v10i1.383.

Hendrawan, E., Anggaraeni, P. I., Hutomo, L. C., & Rahaswanti, L. W. A. (2024). Tingkat Keberhasilan Perawatan Ortodonti Berdasarkan Index of Complexity Outcome and Need di Klinik Profesi Rumah Sakit Universitas Udayana. e-GiGi, 12(2), 207-212. https://doi.org/10.35790/eg.v12i2.52551 

Ke, Y., Zhu, Y., & Zhu, M. (2019). A comparison of treatment effectiveness between clear aligner and fixed appliance therapies. BMC oral health, 19(1), 24. https://doi.org/10.1186/s12903-018-0695-z

Lin, E., Julien, K., Kesterke, M., & Buschang, P. (2021). Differences in finished case quality between Invisalign and traditional fixed appliances.. The Angle orthodontist, 92 2, 173-179 . https://doi.org/10.2319/032921-246.1

Lu, C. (2022). Evaluating clear aligners and conventional braces in treating TMJ and Speech Impediment. Journal of Student Research. https://doi.org/10.47611/jsrhs.v11i4.3688

Mundhada, V., Jadhav, V., & Reche, A. (2023). A Review on Orthodontic Brackets and Their Application in Clinical Orthodontics. Cureus, 15.  https://doi.org/10.7759/cureus.46615.

Nucera, R., Dolci, C., Bellocchio, A., Costa, S., Barbera, S., Rustico, L., Farronato, M., Militi, A., & Portelli, M. (2022). Effects of Composite Attachments on Orthodontic Clear Aligners Therapy: A Systematic Review. Materials, 15. https://doi.org/10.3390/ma15020533.

Plasenta, C. D. (2024). Perlindungan Hukum Pasien Fixed Orthodontic oleh Dokter Gigi Umum Menurut UU No 17 Tahun 2023. https://doi.org/10.59141/comserva.v4i5.1891

Shah, Dr. (2023). Aligners vs. Braces: Choosing the Right Treatment. Journal Of Advanced Zoology. 44. 3342:3357. 

Pawestri, H. S., Relita, A. P., Saputri, N. (2023). Aligner vs Behel, Mana yang Lebih Bagus? Diambil dari https://hellosehat.com/gigi-mulut/ortodonti/aligner-vs-behel/ (22 Januari 2025).

Yu, X., Li, G., Zheng, Y., Gao, J., Fu, Y., Wang, Q., Huang, L., Pan, X., Ding, J. (2022). ‘Invisible’ orthodontics by polymeric ‘clear’ aligners molded on 3D-printed personalized dental models. Regenerative Biomaterials, 9, rbac007. https://doi.org/10.1093/rb/rbac007

#HMKGSarkara

#SatuRasaDedikasi

#FKUnud

#VivaHippocrates

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *